Viral Tawuran Siswa SD Di Cilangkap Depok, Polisi Selidiki

Viral Tawuran Siswa SD – Warga Cilangkap, Depok, di kejutkan oleh insiden yang benar-benar tidak masuk akal: tawuran antar siswa sekolah dasar! Dalam sebuah video yang viral di media sosial, puluhan bocah berseragam putih-merah terlihat saling serang di sebuah lapangan terbuka, tanpa rasa takut, tanpa kontrol. Teriakan, lemparan batu, hingga saling dorong bonus new member 100 menjadi tontonan yang memalukan sekaligus mengkhawatirkan. Siapa sangka, anak-anak yang seharusnya masih belajar menghitung dan membaca, kini sudah lihai bertarung layaknya geng jalanan.

Peristiwa ini terjadi pada akhir pekan lalu dan dengan cepat menyebar ke berbagai platform media sosial, mulai dari Instagram hingga TikTok. Warganet sontak di buat geram dan tak habis pikir bagaimana mungkin siswa SD bisa terlibat dalam aksi brutal seperti itu.

Kronologi Viral Tawuran Siswa SD Di Cilangkap Depok

Mendapatkan laporan dan tekanan dari masyarakat, pihak kepolisian sektor Cilangkap langsung turun ke lapangan. Kapolsek Cipayung, Kompol Andi Permana, menyebut pihaknya tengah menyelidiki kejadian ini secara serius. Beberapa saksi telah di panggil, termasuk orang tua siswa dan pihak sekolah. “Ini bukan masalah sepele. Ini tentang masa depan anak-anak kita yang harus kita jaga,” tegas Andi kepada awak media.

Bukti-bukti video yang tersebar di media sosial menjadi acuan utama dalam investigasi ini. Dari penelusuran awal, tawuran di duga terjadi antara dua kelompok siswa dari sekolah dasar berbeda di kawasan Cilangkap. Di duga, permasalahan berawal dari ejek-ejekan di media sosial yang berujung pada tantangan untuk “bertemu langsung.”

Baca Berita Lainnya Juga Hanya Di dailyhotdealsil.com

Netizen Murka: “Di Mana Peran Orang Tua dan Sekolah?”

Reaksi publik pun tidak main-main. Ribuan komentar membanjiri akun yang pertama kali mengunggah video tersebut. Banyak yang menyalahkan sistem pendidikan yang di anggap terlalu longgar, sementara yang lain mengecam lemahnya pengawasan orang tua.

“Anak SD kok bisa tawuran? Ke mana gurunya? Orang tuanya sibuk apa sampai nggak tahu anaknya seperti ini?” tulis salah satu netizen dengan nada marah.

Tagar #TawuranSD langsung trending, memicu diskusi panjang di berbagai forum daring. Beberapa warganet bahkan membandingkan kejadian ini dengan kondisi zaman dulu yang katanya jauh lebih di siplin. Fenomena ini seolah menjadi tamparan keras bagi seluruh elemen masyarakat bahwa generasi penerus bangsa kini tengah berada di ambang krisis moral yang nyata.

Medsos Jadi Medan Perang Anak-Anak?

Yang tak kalah mengerikan adalah fakta bahwa konflik ini bermula dari media sosial. Bocah-bocah SD yang seharusnya belum waktunya memegang gawai, ternyata sudah aktif membuat story, menulis komentar provokatif, dan bahkan menantang tawuran secara terbuka. Apakah ini cerminan dari kurangnya kontrol digital dalam rumah tangga?

Psikolog anak, Laily Santika, menyebutkan bahwa ini adalah sinyal bahaya. “Banyak anak-anak yang di biarkan mengakses media sosial tanpa pengawasan. Akibatnya, mereka meniru konten-konten kekerasan yang beredar bebas di internet, lalu mempraktikkannya di dunia nyata,” jelasnya.

Fenomena ini menyiratkan bahwa anak-anak kini tidak hanya menjadi korban paparan konten kekerasan, tapi juga pelaku aktif yang meniru tanpa filter. Keberadaan ponsel pintar dan kebebasan digital tanpa pengawasan mempercepat degradasi moral pada usia yang sangat muda.

Sekolah Bungkam, Dinas Pendidikan Diminta Bertindak

Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari pihak sekolah tempat para siswa tersebut berasal. Banyak pihak menilai pihak sekolah terlalu pasif dan cenderung bungkam dalam menghadapi persoalan besar seperti ini. Padahal, sekolah merupakan lembaga utama yang seharusnya memberikan pendidikan karakter sejak dini.

Desakan dari masyarakat agar Dinas Pendidikan Kota Depok turun tangan langsung pun semakin kencang terdengar. Tidak cukup hanya dengan teguran atau peringatan, banyak yang menuntut tindakan konkret berupa pendampingan psikologis dan pembenahan sistem pendidikan karakter.

Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Seragam Merah Putih?

Di balik seragam putih-merah yang seharusnya simbol kepolosan dan semangat belajar, tersimpan potensi kekerasan yang menakutkan jika tidak di bimbing dengan benar. Tawuran siswa SD ini bukan hanya kejadian “nakal anak-anak” biasa. Ini adalah peringatan keras bahwa sistem pendidikan, pengawasan orang tua, dan kontrol sosial di lingkungan kita sedang longgar terlalu longgar.

Wajah-wajah polos dalam video viral itu tampak garang, penuh amarah, bahkan tanpa sedikit pun rasa takut. Sungguh ironi ketika anak-anak seusia itu sudah kehilangan empati dan rasa malu untuk berbuat kekerasan di depan umum.